Selasa, 23 April 2013

"Saya lulus terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, bukan untuk belajar"

Dulu sewaktu SD, SMP dan SMA, saya selalu berusaha mendapakan nilai terbaik di setiap mata pelajaran saya. Walaupun saya tidak suka itu, seperti pelajaran Sejarah, Biologi, Fisika, tapi saya mendoktrin diri saya agar mendapatkan nilai yang tinggi di pelajaran itu. Saya tidak pernah bersantai di waktu ujian datang, saya rela tidur larut malam hanya untuk MENGHAPAL pelajaran yang bahkan saya tidak mengerti jalannya dan fungsinya di kehidupan nyata. 

Bayangkan saja, kamu "dipaksa" mempelajari kecepatan air yang keluar dari pipa, atau belajar tentang kecepatan paku yang jatuh dari gedung -__- Pertanyaannya? Praktek ini fungsinya apa di kehidupan saya nanti? Tolong jika ada yang bisa menjawab, bantu saya untuk mengerti tentang praktek itu?

Atau kamu disuruh membaca sebuah buku pelajaran Sejarah yang huffff.... pengen sekali tidur rasanya, membaca sejarah Negara Portugis, Belanda atau perang Dunia I-II. Sangat membosankan :(

Maaf, jika ada yang tersinggung, mungkin saja kamu menyukai pelajaran yang saya benci di atas, atau bahkan kamu ada di dunianya. Maaf, ini hanya opini saya saja. Jika ada merasa senasib dengan saya, silahkan klik tombol like disamping #Plaak #DigamparPembaca  #MacamFacebook :D

Dan sekarang ketika saya sudah mahasiswi, dimana saya sudah dibiarkan menentukan kehidupan saya, dimana saya dibiarkan mencari passion saya, tapi masih saja siklus tentang cara pembelajaran SD, SMP & SMA saya terjadi ketika di kampus.

Saya mengambil jurusan Sistem Informasi di kampus saya, tapi saya harus belajar Akuntansi yang bahkan sejak SMA mengapa saya tidak mau masuk IPS karna ada pelajaran ini, yah Akuntansi. Kakak saya dulu waktu SMA memilih masuk IPS, dan dia belajar akuntansi. Dan ketika saya melihat buku akuntansinya yang begitu ribet saya langsung pusing dan menutup buku itu cepat2.

Saya merasa proses belajar akuntansi ini menyiksa saya, menyiksa tangan saya, dan menyiksa otak saya. Saya harus membuat laporan laba-rugi, neraca saldo, jurnal umum, buku besar, kertas kerja, neraca saldo setelah penutupan, ayat jurnal pembalik, ayat jurnal penutup dan bla bla blaaa yang bisa sampe 6 lembar halaman folio. Dan ketika saya mengikuti UAS di kampus pada mata kuliah ini, saya harus menyelesaikan itu semua dalam waktu lebih kurang 90 menit, ah maaf saya lupa tentang durasi waktu ini.

Dan ketika saya berburu waktu untuk menyelesaikan soal ujian akuntansi itu, saya sampai gemetaran dan lupa minum yang mengakibatkan kerongkongan saya kering. Juga leher saya yang sakit karna harus menunduk mengerjakan soal tanpa ada waktu bernapas HANYA AGAR NILAI SAYA BAIK UNTUK MATA KULIAH INI. Dan terbukti saya mendapatkan nilai B+.

Tapi...
Saya sama sekali tak tertarik dengan mata kuliah ini, bahkan saya tak ingin jika nantinya bekerja di bidang ini. Mata kuliah ini seperti konyol bagi saya. Menulis hingga berlembar untuk laporan2 keuangan yang ah memusingkan bagi saya. Mau buat laporan keuangan saja banyak sekali tahapnya, dari jurnal umum, lalu buku besar, lalu neraca saldo, lalu ayat jurnal penyesuaian, lalu kertas kerja yang bisa menghabiskan waktu berjam2 bagi saya untuk menghitung dan mengoreksi agar nilainya balance, lalu setelah itu saya harus mengerjakan laporan laba rugi, lalu perubahan ekuitas, lalu neraca, lalu ayat jurnal penutup, dan ayat jurnal pembalik. ARGGGGGGGGGGGGGGHHHHHH, RASANYA SAYA MAU PINGSAN MENULISKAN INI SEMUA -____-

Sepertinya ini bukanlah yang saya inginkan ketika memilih masuk ke dalam jurusan ini. Ini sama saja saya kembali ke dalam kisah SD, SMP dan SMA saya lagi.

dan judul postingan saya di atas adalah sebuah qoute yang saya dapatkan ketika membaca sebuah artikel kompasiana yang diberi link oleh Kak Irvina :
"saya lulus terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, bukan untuk belajar"
saya merasakan apa yang ada di dalam qoute itu, saya mati-matian menghapal semua rumus Fisika, menghapal kisah Sejarah dan sekarang menghapal setiap proses akuntansi ini  HANYA UNTUK LULUS DAN MENDAPAT NILAI BAIK DAN BUKAN UNTUK BELAJAR. Arghhhhhhhh..

4 komentar:

  1. nah ini... sama, gua ambil IPA masuknya......... desain, muehehehehe. ga guna fisika kimia belajar susah-susah sampe remedial mulu. =____=

    BalasHapus
  2. Makanya kenali dirimu sebaik2nya, Ra. Jangan belajar melulu, ikut kegiatan di luar, supaya lu bisa mengembangkan soft skill dan social skill lu. Setelah kerja nanti, dua hal itu akan lebih berguna daripada kemampuan IPA atau IPS.

    Dan yg paling penting...jangan salah pilih jurusan kuliah...deritanya seumur hidup...

    BalasHapus
  3. ya ampun, aku kok sedih baca ini :(
    udah terlanjur, yah jalani sebaik-baiknya

    BalasHapus

ayo tinggalin komentar dong !!! biar makin asyik ngeblognya ..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Photobucket
Photobucket